Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan
Ilmu
Pengetahuan Teknologi
IPTEK adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan dan
teknologi, yaitu suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan
ataupun wawasan seseorang dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi
IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik
itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun
perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.
Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang
mempunyai fungsi untuk mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu
hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji akan
kebenarannya.
Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun
disadari oleh seseorang yang didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak
dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena kebenarannya belum teruji.
Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya belum
pernah dilihatnya.
Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode
ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai
sarana bagi manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah
aktifitas.
Di era zaman modern ini, kemajuan iptek sudah
berkembang sangat pesat diiringi dengan berkembangnya juga sistem pertahanan
keamanan suatu negara. Pertahanan negara diselenggarakan untuk mewujudkan
kepentingan nasional. Kepentingan strategis pertahanan Indonesia merupakan
bagian dari kepentingan nasional dalam menjamin tegaknya NKRI. Pertahanan
negara memiliki peran dan fungsi untuk mempertahankan eksistensi bangsa
Indonesia dari setiap ancaman dan gangguan, baik dari luar maupun yang timbul
di dalam negeri.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semula
bertujuan untukmpermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah
menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ketakutan yang
dirasakan oleh manusia akibat perkembangan teknologi ini disebabkan adanya
kekhawatiran akan adanya penyalah gunaannya oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Dengan adanya perkembangan iptek manusia mendapatkan
berbagai kemudahan dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari.
Setiap orang memanfaatkan alat komunikasi langsung
jarak jauh seperti penggunaan HP untuk berhubungan dengan orang lain yang
berjauhan. Selain itu berbagai kegiatan yang pada awalnya dilakukan dengan
menggunakan banyak tenaga manusia untuk mengerjakannya, kini dengan adanya
perkembangan IPTEK semua itu dapat teratasi dengan penggunaan tenaga mesin
untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan waktu yang relatif lebih cepat dari
pada menggunakan tenaga manusia secara manual.
Dalam Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002, pasal 7 ayat
(2) dan (3) menyebutkan macam ancaman, yaitu ancaman militer dan ancaman non
militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Dampak positif yang dapat dirasa akibat kemajuan iptek
di bidang pertahanan dan keamanan negara antara lain:
1. Peningkatan akurasi dan keandalan teknologi persenjataan dengan rekayasa
hardware dan software.
2. Teknologi informasi dapat mempercepat penyampaian informasi sehingga dapat
mempercepat pengambilan keputusan.
3. Pemerolehan personel militer yang mumpuni yaitu dengan rekrutmen
berbasis teknologi informasi.
4. Penggunaan program kecerdasan buatan untuk mensimulasikan formasi dan
kekuatan musuh memungkinkan serangan menjadi efektif dengan tingkat
keberhasilan yang cukup tinggi.
5. Mencegah terjadinya
serangan-serangan dari pihak-pihak yang ingin memecah kesatuan Indonesia
dan memecah belah yang menjadi perbedaan dalam kehidupan bernegara dengan media
informasi, contohnya internet
Adapun dampak negatifnya antara lain:
1. Penyalahgunaan satelit oleh para teroris
seperti melacak kondisi tempat mereka akan melakukan kejahatan.
2. Melalui media internet, pelaku teroris dapat berkomunikasi dengan sesama
teroris maupun untuk mencari pengikut.
3. Munculnya perang informasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi, karena sifat penggunaan sistem secara bersama
4. Berkaitan dengan teknologi senjata pemusnah massal (Weapon of Mass
Destruction / WMD) seperti senjata nuklir dan senjata biologi, dikhawatirkan
akan menjadi ancaman terbesar bagi suatu negara bila digunakan oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab
Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman
utamanya mencakup:
-
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup
kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar.
-
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk
keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang
lainnya.
-
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan
yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi
bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat
diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal.
Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori ,
yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu
pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat
/ negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi
yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira
2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai
hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk
pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1
miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang
didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari." Proporsi penduduk negara
berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990
menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari
penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah
berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun
waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di
dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di
negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke
sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat
dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang
miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap
miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai
negara berkembang.
Kemiskinan tidak bisa dipahami dengan menggunakan satu
dimensi atau satu indikator saja. Kemiskinan sangat kompleks, sehingga
diperlukan indikator atau ukuran yang multidimensi. Indikator yang banyak
digunakan adalah indikator global dengan menggunakan pendekatan moneter seperti
garis kemiskinan yang digunakan oleh World Bank dengan batas USD 1.25
Purchasing Power Parity (PPP) atau melalui pendekatan konsumsi dasar (basic
need) yang digunakan pula di Indonesia. Sementara itu, pendekatan tersebut
hanya melihat indikator pendapatan atau konsumsi yang dilakukan masyarakat dan
menurut Sen (2000) dianggap belum menangkap akar permasalahan kemiskinan yang
sebenarnya.
Untuk melihat persoalan kemiskinan secara holistik,
dikembangkan IKM (Indeks Kemsikinan Multidimensi). Konsep tersebut pertama kali
dikembangkan oleh Oxford Poverty and Human Initiative (OPHI) berkolaborasi
dengan Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 2010. Tujuan utama dari
dikembangkannya konsep tersebut adalah untuk memetakan indikator-indikator
kemiskinan secara lebih komprehensif dan jelas. Hasilnya, ketika diadposi di
Indonesia, ada tiga indikator yang digunakan untuk memahami persoalan
kemiskinan, yaitu kesehatan, pendidikan, dan standar kualitas hidup. Indikator-indikator
tersebut menunjukan bahwa pedekatan moneter dan konsumsi saja tidak cukup untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang kemiskinan, diperlukan
indikator-indikator lain seperti kesehatan, pendidikan, dan standar kualitas
hidup.
Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang besar
meskipun dalam beberapa tahun terakhir angka resmi menunjukkan tren yang
menurun sedikit demi sedikit. Dikarenakan daerah pedesaan yang padat di Jawa,
Bali, Lombok, dan sebagian Sumatra, kemiskinan dapat diklasifikasikan ke dalam
kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Kemiskinan perkotaan lazim tidak hanya di
Jabodetabek, tetapi juga di Medan dan Surabaya.
Sebagai kepulauan yang luas, karakteristik dan
implikasi kemiskinan sangat bervariasi dari pulau ke pulau dan budaya ke budaya.
Papua memiliki masalah kemiskinan yang serius tersendiri karena isolasi
ekonomi, budaya, bahasa dan fisik yang membedakannya dari wilayah lain di
Indonesia.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar