Pemuda dan Sosialiasi
Pemuda
Secara harfiah pemuda adalah golongan manusia yang
masih muda dan bersifat labil yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan
supaya menjadi lebih baik. Pemuda juga akan menjadi penerus generasi bangsa,
dengan semangat pemuda akan menentukan perubahan diwaktu yang akan datang.
Sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda
yang dapat merubah perubahan dan kemajuan negara ini dengan rancangan-rancangan
dan jalan pikir kita sebagai pemuda. Proses sosialisasi yang dialami oleh
pemuda tiap harinya entak itu di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
maupun lingkungan masyarakat membawa dampak yang besar dalam membina sikap
hidup di masyarakat luas.
Pemuda diharuskan dapat bersosialisasi dengan
masyarakat, dituntut supaya bisa beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan
sekitar agar menimbulkan sikap peduli dan rasa kebersamaannya terjalin.
Pemuda terdiri dari kelompok umur, yaitu sebagai
berikut:
Masa Bayi = 0 – 1 Tahun
Masa Anak = 1 – 12 Tahun
Masa Puber = 12 – 15 Tahun
Masa Pemuda = 15 – 21 Tahun
Masa Dewasa = 21 Tahun Keatas
Ataupun dari segi fungsional maka diberikan istilah
anak, remaja, dan dewasa, perinciannya sebagai berikut :
Golongan Anak : 0 – 12 Tahun
Golongan Remaja : 13 – 18 Tahun
Golongan Dewasa : 18 (21) Tahun Keatas
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai
mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai
barometer moral kehidupan bangsa, maka dari itu dalam tahap menjadi seorang
pemuda yang matang kondisi perlu diperhatikan, kondisi yang labil membuat
pemuda terbawa pergaulan, maka dari itu dalam memilih teman bergaul perlu
diperhatikan supaya tidak salah gaul.
Pemuda memiliki kelebihan yang mau menghadapi
perubahan, karena itu pemuda bisa dikatakan merupakan sesuatu hal yang luar
biasa. Soekarno pernah mengorbakan saat pidatonya tentang semangat juang Pemuda
“Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitulah pandangan
Sukarno tentang pemuda di indonesia, Sukarno mempercayai pemuda Indonesia dapat
merubah dan nasib ditentukan ditangan pemuda Indonesia.
Sosialisasi
Dalam bermasyarakat pentingnya sosialisasi sangat
diperhatikan, karena sosialisasi adalah proses penanaman nilai dan aturan.
Sosialiasi dibagi menjadi dua jenis yaitu Sosialisasi Primer (sosialisasi dalam
keluarga) dan Sosialisasi Sekunder (sosialisasi dalam masyarakat).
Sosialisasi Primer berlangsung pada saat anak berusia
1-5 tahun, anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. dalam
tahap ini peran orang tua dan peran orang-orang terdekat sangatlah penting,
warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh kepribadian dan interaksi
antara anda dan anggota keluarganya.
Sosialiasi Sekunder yaitu proses sosialiasisasi
setelah sosialisasi primer, memperkenalkan individu ke dalam kelompok
masyarakat. Pada proses ini masyarakat yang menilai kepribadian seseorang,
contoh apakah seseorang yang dinilai kepribadiannya adalah orang baik atau
tidaknya dinilai dari kepribadian kita.
Tipe
Sosialisasi
Dalam proses sosialiasi terdapat tipe sosialiasi
Formal dan tipe sosialisai Informal. Tipe sosiaisasi formal terjadi melalui
lembaga yang berwenang yang sesuai ketentuan yang berlaku dalam negara,
contohnya seperti pendidikan sosial di sekolah dan pendidikan pada militer.
Sedangkan tipe sosialisasi informal terjadi di masyarakat atau dalam pergaulan
antar teman, sahabat, sesama anggota kelompok-kelompok sosial yang ada di
masyarakat.
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal,
sosialisasi tersebut tetap mengarah ke arah pertumbuhan pribadi supaya sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya.
Dalam interaksi dalam sosialisasi formal atau
interaksi sosialisai informal dalam lingkungan seperti sekolah seseorang murid
mengalami proses sosialisasi, dengan proses sosialisasi tersebut siswa memahami
tentang peran yang harus ia lakukan dan mempunyai kesadaran untuk menilai
dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya merupakan siswa yang disukai banyak
teman atau tidak? Atau bagaimana dengan perilaku saya, sudah pantaskah atau tidak?
Pola
Sosialisasi
Pola sosialisasi dibagi menjadi dua: pola sosialisasi
represif dan pola sosialisasi partispatoris.
Sosialisai Represih lebih menekankan guna hukuman
terhadap kesalahan. Atau ciri lian dari pola sosialisasi represif adalah
penekanan dalam hukuman dan imbalan, contoh penekanan kepada orang tua supaya
patuh akan perintah orang tua, penekanan ini terletak pada orang tua dan
keinginan orang tua terhadap anaknya.
Sosialisasi Partisipatoris yaitu pola di mana ketika
anak berprilaku baik mendapat imbalan akan prilakunya tersebut, sebagai contoh
ketika di daerahnya sedang turun hujan, si anak berinisiatif mengambil jemuran
di belakang rumahnya, karena prilaku baiknya anak diberi imbalan.
Proses
Sosialisasi
Menurut pendapat George Herbet Mead bahwa sosialisasi
yang akan dilalui seseorang dibedakan melalui tahap persiapan (preparatory
stage), tahap meniru (play stage), tahap siap bertindak (game stage), tahap
penerimaan norma kolektif (generalized stage/generalized other).
Tahap
Persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialamai oleh setiap manusia sejak
dilahirkan, moment seorang anak menyiapkan diri mengenal dunia sosialnya. Tahap
ini anak mulai meniru kegiatan yang dilakukan orang tuanya atau orang di
sekitarnya. Contoh: seorang ibu mengajarkan mengeja kata “mamah” balita akan
mencoba mengucapkan kata yang diulangi ibunya, mesti tidak sempurna diucapkan
“myamyah”. Seiring anak tumbuh lama-kelamaan anak dapat memahami makna kata
mamah tersebut dengan kenyataan bahwa ibunya adalah mamahnya.
Tahap
Meniru (Play Stage)
Pada tahap ini semakin sempurna seorang anak meniru
peran yang dilakukan orang dewasa. Anak menyadari tentang yang dilakukan orang
disekitarnya. Pada tahap ini kemampuan untuk menempatkan diri dengan posisi
orang lain mulai terbentuk.
Tahap
Siap Bertindak (Game Stage)
Di tahap peniruan sudah berkurang lalu digantukan
peran yang dimainkan secara langsung dengan kesadaran penuh. Pada tahap ini
hubungan dengan lawan interkasi semakin kompleks, dan si Individu mulai
berhubungan dengan teman sebayanya di luar rumah. Secara bertahap
peraturan-peraturan yang berlaku mulai dipahami.
Tahap
Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Seseorang telah dianggap dewasa pada tahap ini, karena
sudah bisa menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Kata
lainnya, seseorang bersika tenggang rasa mulai dari orang-orang yang dikenalnya
dan juga dengan masyarat luas. Manusia ini sadar pentingnya peraturan di
sekitarnya. pada tahap ini ia telah menjadi warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya.
Etika
Dalam Bersosialisasi
Etika dan sopan santun sangatlah penting dalam
bersosialisasi ditengah masyarakat supaya dapat diterima dengan baik di
lingkungan masyarakat. Dalam menjaga interaksi sosial yang baik, dengan menjaga
etika dapat membantu tiap individu supaya saling menghargai dan tertib dalam
bermasyarakat.
Supaya kita dihargai dan diterima dalam oleh
masyarakat etika dan sopan santun harus dijaga, contohnya ketika kita sedang
mengantri, antrilah dengan tertib jika kita menyelak antrian maka padangan
masyarakat tengan kita buruk.
Komentar
Posting Komentar