Manusia Dan Penderitaan
Penderitaan pasti sudah dan akan dialami sebagai manusia yang
hidup, banyak orang yang percaya kalau dunia ini adalah penderitaan tersendiri
karena banyak orang yang hidupnya penuh penderitaan daripada orang yang
hidupnya penuh dengan keindahan. Dan penderitaan ini juga yang membuat semua
manusia bisa berdiri, bangkit, dan berevolusi dalam planet yang kita kenal
sebagai bumi.
Apa itu penderitaan?
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah
menjadi konsekuensi manusia hidup. bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya
untuk bahagia. melainkan juga menderita. Karen itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis. ia harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam
surat Arra'du ayat 11. bahwa Tuhan lidak akan mengubah nasib seseorang kecuali
orang itu sendiri yang berusaha mengubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan
kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam
alam lingkungan. masyarakat sekitar. dengan waspada, dan disertai doa kepada
Tuhan supaya terbindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan
dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang
menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh
yang bersangkutan. mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi
akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat
menderita.
Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup pan
pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupanya dilalui
dengan penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta
berapa lama mendekam dalam penjara kolonial karena perjuangannya memerdekakan
bangsa. Demikian juga pemimpin pemimpin kita yang lain.
Pandemi
Pakar kesehatan masyarakat di seluruh dunia berusaha
memahami, melacak, dan mengekang virus baru yang muncul di Wuhan, Cina, pada
awal Desember 2019. Organisasi Kesehatan Dunia menamai penyakit yang disebabkan
oleh virus COVID-19, yang merujuk pada jenis virus dan tahun kemunculannya. WHO
menyatakan bahwa virus tersebut adalah pandemi.
Pada akhir Desember, pejabat kesehatan masyarakat dari
Tiongkok memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia bahwa mereka memiliki masalah
virus baru yang tidak diketahui menyebabkan penyakit seperti pneumonia di kota
Wuhan. Mereka dengan cepat menentukan bahwa itu adalah virus korona dan
menyebar dengan cepat ke luar dan ke luar Wuhan.
Seberapa Berbahayakah Virus Ini?
Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI dalam dokumen yang diunggah
di laman resmi kemkes.go.id, menjelaskan, Covid-19 menyebabkan gejala ringan
layaknya penyakit pernapasan pada umumnya. Gejala yang dimaksud antara lain
batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan demam.
Data WHO menyebutkan, sebanyak 80% kasus dapat pulih tanpa
perlu perawatan khusus. Namun, 1 dari 6 orang mungkin akan sakit parah disertai
pneumonia yang muncul secara bertahap.
Dalam catatan Kemkes RI, angka kematian Covid-19 masih rendah
(sekitar 3%). Namun, bagi orang yang berusia lanjut, memiliki riwayat gangguan
kesehatan seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan diabetes lebih
rentan untuk menjadi penyakit serius. Penyakit akibat infeksi Covid-19 disebut
masih ringan untuk anak-anak dan dewasa muda.
Lantas, seberapa besar kemungkinan tertular Covid-19?
Risiko tersebut tergantung di mana orang tersebut
beraktivitas. Terlebih, apakah di wilayah episentrum corona atau tidak. Bagi
yang tinggal, atau sedang berkunjung ke wilayah episentrum corona risiko
tertular lebih tinggi.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membagi orang-orang
terduga COVID-19 ke dalam beberapa tingkatan status.
Kronologi datangnya virus ke indonesia
Pada 14 Februari 2020, WNI berusia 31 tahun diduga terjangkit
virus corona saat berada di sebuah restoran di Jakarta.
Ia tertular dari warga Jepang yang saat itu tengah berada di
tempat yang sama. WNI dan warga negara Jepang yang tinggal di Malaysia itu
diketahui melakukan kontak cukup dekat.
Kemudian, pasien 1 melakukan kontak dengan pasien 2 yang
merupakan ibunya sendiri. Sang ibu tertular virus corona saat sedang merawat
anaknya yang sakit.
Setelah penemuan Kasus 1 dan Kasus 2, pemerintah terus
melakukan tracing dengan menelusuri aktivitas mereka.
Penelusuran dilakukan dengan metode klaster, yaitu mencari
orang-orang yang berada di lokasi yang sama, yaitu di restoran itu pada 14
Februari 2020.
Lalu, bagaimana pemerintah mendapatkan pasien berikutnya yang
positif Covid-19?
Mulanya, pemerintah menelusuri dan mendapatkan 80 pengunjung
dan orang yang berada di restoran itu pada 14 Februari 2020.
Berikutnya, dilakukan screening hingga kemudian dikerucutkan
menjadi 20 orang yang diminta untuk pendalaman.
Dan sampai detik ini virus korona telah menyebar ke seluruh
dunia dengan cepat.
Perjuangan Melawan Korona
Joko Widodo telah mendapat tekanan yang meningkat untuk
menerapkan karantina wilayah (lockdown) sebagian di daerah terdampak virus.
Para ilmuwan mengatakan bahwa negara ini sedang berlomba dengan waktu untuk
menekan penyebaran COVID-19 sebelum Lebaran dak karantina komunitas bisa
menjadi solusi satu-satunya untuk melakukan itu. Pada 16 Maret, Jokowi
menyatakan bahwa kebijakan karantina wilayah adalah otoritas pemerintah pusat,
dan mengingatkan pemerintah daerah untuk tidak menerapkan karantina wilayah
tanpa izin pemerintah pusat.
Pada 27 Maret, para profesor kedokteran Indonesia meminta
pemerintah untuk melakukan karantina wilayah lokal, menyatakan bahwa kebijakan
pemerintah berupa pembatasan fisik (physical distancing) tidak “efektif”.
Pemerintah sedang merancang sebuah peraturan pemerintah (PP) untuk mengatur
prosedur dan syarat untuk menerapkan karantina regional.
Dan Hari ini Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta mulai berlaku, Jumat (10/4/2020) hingga Kamis (23/4/2020). Hal itu berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 380 Tahun 2020 tentang Pemberlakukan Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 ( Covid-19) di Provinsi DKI Jakarta.
Pendapat
Sebagai manusia kita sudah seharusnya saling membantu satu
sama lain melawan pandemi ini dengan cara yang beragam. Masyarakat yang tidak
berkepentingan seharusnya berada dirumah atau melakukan Physical Distancing
untuk meringankan beban tim medis yang sudah berusaha sekuat tenaga untuk melawan
COVID - 19, dan pemerintah juga wajib memikirkan masa depan bangsa indonesia di
dalam penderitaan ini.
Kesimpulan
Penderitaan manusia akan terus berlanjut sampai kita akhirnya terbebas dari dunia yang sangat singkat ini, dengan adanya virus ini saya harap manusia akan terus berkembang di sisi moral dan fisik. Jangan menyerah walaupun dunia menginjak injak punggungmu, bangunlah dan isilah dunia dengan keindahan yang akan kamu buat.
Sumber:
https://www.theverge.com/2020/1/23/21078457/coronavirus-outbreak-china-wuhan-quarantine-who-sars-cdc-symptoms-risk
https://www.wartabromo.com/2020/03/21/seberapa-bahaya-corona/
Kemenkes 2020, hlm. 13-14.
https://www.kompas.tv/article/70388/inilah-kronologi-munculnya-6-wni-positif-virus-corona
https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/17/pressures-on-for-jokowi-to-close-cities.html
Media, Kompas Cyber. "Jokowi Larang Pemerintah Daerah
Lakukan Lockdown Terkait Covid-19". Kompas.com.
Post, The Jakarta. "Indonesia to issue lockdown
regulation as COVID-19 cases continue to soar". The Jakarta Post.
Post, The Jakarta. "Top Indonesian doctors call for
lockdown, say physical distancing not enough". The Jakarta Post.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/10/090200265/psbb-jakarta-mulai-berlaku-apa-saja-bantuan-yang-didapatkan-warga-?page=1
Komentar
Posting Komentar